Wednesday, January 30, 2013

Hades - Alexandra Adornetto

The sequel from "Halo" yang gue baca lagi2 dalam kurun waktu sehari setelah membiarkan mata gue tetep melek meskipun hari sudah pagi. (Akhir2 ini, AC bukanlah sahabat terbaik, selalu sukses membuat gue menggigil). Novel fantasy yang merupakan kisah lanjutan Bethany dan Xavier ini berhasil membuat gue terkesan dalam satu kalimat.

Neraka seperti benar2 di hadapanku, atau bahkan aku seperti merasakan neraka itu sendiri

Pengalaman yang menarik dengan neraka. Bulu kuduk gue berhasil dibangunkan di tengah malam ketika pikiran gue mengembara mengimajinasikan seperti yang dideskripsikan di dalam novel. Makasih buat pengalaman itu. Pendeskripsian yang terlalu menarik dan menjadi well, nyaris seperti sang author sendiri pernah kesana.

Hades, the God of underworld or the underworld itself. Buku yang menarik minat gue hanya dari judulnya saja. Yang tentu saja tidak lazim karena di dalamnya adalah kisah perjalanan malaikat ke neraka, bukan manusia, melainkan malaikat. Gue belajar banyak mitologi yunani disini, kayaknya sih, atau malah tentang neraka itu sendiri.

Yang gue sayangkan dari buku satu ini adalah lagi2 masalah ending! Kesan yang sama seperti setelah gue selesai membaca supernova "partikel". Ending yang sebenernya gue gak gitu "sreg" tapi ya emang musti begitu endingnya. Aneh memang ketika gue suka sekaligus gak suka dengan ending yang seperti ini.

Gue suka karena well, ini ending yang membuka segala kemungkinan adanya buku sequel ketiga dan sejenisnya, ini ending yang tidak jelas tapi memperjelas maksud penulis bahwa dia memang "menjelaskan". Ya, siapa sih yang tidak akan bertanya jika endingnya "malaikat dan manusia bersatu" dengan izin surga?? Pasti yang membaca semua akan setidaknya bergumam."what the hell is this?!" Dan akan menjadi kehancuran reputasi buku ini. Untung saja endingnya tidak demikian. Tapi tetep saja, kenapa musti digantung begitu? Hahaha bagian epilog yang menurut gue sebenarnya gak perlu ada. Ya begitulah.

#L'amour est comme un sablier, avec le coeur le vide du cerveau - Jules Renard (Hades, hal 26)
Cinta bagaikan jam pasir, dengan hati terisi saat otak terkuras.

#Ada hal hal yang tak terjangkau pemahaman manusia. (Hades, hal 402)

#Cinta harus berbalas agar nyata (Hades, hal 429)

Yang satu ini bukan kata bijak, tapi penjelasan yang menurut gue harus gue ingat.

Genesis 31, tentang Mizpa, Tempat Pertemuan
Mizpa adalah tempat yang bisa berada di mana saja dan tidak di mana pun pada saat yang sama. Tempat yang bukan berada dalam dimensi ini tetapi menyimpan lebih banyak kekuatan daripada yang bisa dipahami siapapun. Itulah tempat penyatuan kembali roh bisa terjadi tanpa kehadiran fisik.

No comments:

Post a Comment