Monday, December 27, 2010

I'm Always Here For You

'Menunggu.. Menunggu.. Menunggu'

itulah yang dilakukan aku, seorang pria yang hanya mencintai seorang wanita. Aku, Adrian, seorang mahasiswa smt 1 di salah satu univ ternama di Jakarta. Semenjak SMA, aku menyukai, bahkan mencintai seorang gadis bernama Lina. Tadinya aku pikir, setelah pacaran dengan orang lain, aku akan segera melupakannya. Tapi kenyataan berkata lain, bahkan 1menit pun tak bisa ku berhenti memikirkannya. Sudah berulang kali aku mencoba mencari wanita lain untuk mengisi hari2ku, tapi semuanya tak sanggup menggantikannya di hatiku.

Lina, seorang gadis yang usianya 2 tahun dibawah usiaku. Adik kelasku yang aku kenal cukup dekat ketika aku duduk di SMA 3, ketika kami ternyata 1 gereja, ketika kami ternyata sama2 mengikuti kegiatan 'koor' di gereja tersebut. Namun, aku hanyalah pria biasa, aku bukan tipe orang yang suka memaksa dan egois. Aku ingin dia mencintaiku apa adanya. Aku ingin menjalani hari2 bersama orang yang aku cintai dan mencintaiku. Aku tak ingin dia menerimaku karna keterpaksaan. Sayangnya, dia, tak pernah mau menerimaku. Aku tak pernah tau alasan pasti kenapa dia selalu menolakku setiap aku menembaknya, setiap aku menyatakan perasaanku. Aku tak pernah tau kenapa dia menjaga jarak denganku walau dia tau perasaanku. Tiga tahun sudah aku menjalani penantian panjang yg tiada akhir.

Bisa dibilang, aku iri, iri terhadap semua lelaki yang bisa dekat dengannya, iri terhadap semua mantannya. Tapi apa daya bila dia tak pernah memilihku. Tidak ada seorangpun yang tau semua ini hingga akhirnya aku menceritakannya pada teman baiknya semasa SMP. Aku mengenalnya secara tidak langsung, Ana, orang yang saat ini tau bagaimana perasaanku terhadap Lina, orang yang juga mengalami apa yang sedang kualami, namun ku rasa aku mengalami hal yang lebih tragis daripada dia. Dia pernah memiliki orang yang dia cintai tapi kemudian dia ditinggalkan dan dia menunggu hingga saat ini, sedangkan aku? Hanya pernah ditolak, ditolak, dan ditolak.

Orang2 bilang wanita itu makhluk paling peka, tapi aku sama sekali tidak pernah merasakan jika dia peka terhadap perasaanku. Pernah suatu ketika aku marah kepadanya karena aku mengira dia mengganti nomornya dan tidak memberitahuku, tapi senyumannya kepadaku kembali menghilangkan amarah dari hatiku dan menggantinya dgn sejuta cinta untuknya. Aku tak pernah tau apa yang ada di benaknya selama ini sehingga terus menerus menolakku. Akhir2 ini, hubungan kami sedikit lebih baik, dia mau aku antar kesana kemari, mau menerima teleponku dan mau berbincang2 denganku. Aku mengenal keluarganya, orangtua dan adik2nya, aku tau persis karena dia satu gereja denganku, tapi kenapa aku tak pernah bisa mendapatkannya? Aku bingung.

Hubungan kami yang sudah mulai dekat ini pun aku manfaatkan untuk kembali mengungkapkan perasaanku. Tapi dia menjauh lagi, selalu saja seperti itu. Beberapa bulan lagi, dia lulus dan akan kuliah di luar kota. Aku akan kehilangan dia, dan aku tak pernah mau itu terjadi. Aku hanya ingin terus mencintainya, menunggunya dan berharap dia membalas cinta ini. Rasanya terlalu lama aku telah menunggu, tapi biarlah kisah ini hanya aku yang mengetahuinya.

Beberapa bulan kemudian, hal yang aku takutkan terjadi, dia kuliah di luar kota, dan untuk menemuinya adalah kesulitan tersendiri karena aku juga disibukkan oleh kuliahku dan pekerjaanku. Apakah aku harus berhenti menunggunya? Atau aku harus tetap mengejarnya?

Kuliah di luar kota, jauh dari orang tua bukanlah hal yang mudah bagiku, Lina. Aku merindukan mereka semua. Aku merindukan papa mama, adik2ku, teman2ku di sana dan laki2 yang selama ini selalu ada untukku meskipun berulang kali aku menolaknya. Kuakui, aku memang tidak memiliki perasaan apapun kepadanya, namun sikapnya kepadaku akhir2 ini mungkin membuatnya menjadi sedikit berbeda. Saat ini, kami telah tinggal di kota berbeda, aku tak pernah tau akan keadaannya, tapi apakah aku pernah mempedulikannya? Kurasa aku telah sedikit mengerti arti kehilangan. Aku terbiasa diperhatikan olehnya, namun, dia sudah jarang menghubungiku, apa dia sudah berhenti menungguku?

"hey, hey"
"eh, apa?" Aku tersentak.Ana menyadarkanku dari lamunanku.
"jiah, bengong mulu, kesambet lu" Ana menegurku.
"ga kok, ga bengong, hehe" Aku membela diri.
"mikirin sapa hayo?" Ana menggodaku sambil memainkan telunjuknya di hapenya.
"sms sapa tuh?" kataku berusaha mengintip dari sampingnya.
"eitz, ga boleh!" Ana menarik hapenya dari pandanganku.

Adrian: hei lagi apa lu?
Ana: lagi ngobrol ni sama pujaan hati lu.
Adrian: oh, gmn kbar dy?
Ana: knp ga lu tny ndiri?
Adrian: gue ud jarang mez dy, gue pengen dy sadar ndiri..
Ana: kasian amat si lu.. Dia bae kok, tapi jadi suka bengong.
Adrian: wah, mikirin sapa tuh?
Ana: wah, gue juga kaga tau, dia kga mau crita.
Adrian: ada cowo laen y dia disana?
Ana: klo ada juga gue uda laporan kali sama lu. Sejauh ini kaga ada...

"duh, asik banget sih smsan nya, bagi2 donk" Lina menggodaku.
"ga mau, ini rahasia, orang curhat, lu ga ble tau" aku menyimpan hapeku sehingga Lina tak mampu melihat isi sms Adrian.

Aku heran, kenapa sih ni anak ga sadar2 klo dia ditunggu ampe uda hampir 5 tahun sama seseorang yg benar2 cinta ma dia. Aku merahasiakan ini karena Adrian juga memintaku merahasiakan ini. Sedangkan jika aku cerita, Lina juga ga bakal dengerin kalo itu tentang Adrian karena selama ini dia cma tau Adrian nunggu dia maen2, karena selama Adrian nunggu, Adrian juga pernah nyoba pacaran beberapa kali dan Lina tau itu.

"eh, gimana kabar Adrian?" tanyaku selang beberapa waktu kami berdua sama2 terdiam
"ga tau tuh, peduli amat." Lina menjawab
"yakin ga peduli?" aku menggodanya.
"hmm.. Emg knp sih?"
"gpp, bingung aja kok dy uda jarang mez lu ya?haha" aku ingin melihat reaksinya.
"iya juga ya.. Kmn y tu anak?"
"wah, kangen ya?"
"hah? Ga kok, biasa aja" jawab Lina dengan gugup.
"dia uda ga sayang lagi kali sama lu, ditinggal lho tar.. Hayu,. Gimana lu?" aku menakuti nya.
"yah.. Gpp" Lina menjawab datar.

-dia uda ga sayang lagi kali sama lu, ditinggal lho tar.. Hayu, gimana lu?-
Kata2 ana berngiang2 di telingaku, entah kenapa aku menjadi sedikit takut. Apa aku ...? Aku tak mengerti sedikitpun mengenai perasaan ini. Rasanya seperti ada yang hilang di hatiku. Apa aku benar2 mencintainya? Sepertinya, aku benar2 mencintainya, tapi rasanya aku sudah terlambat. Lebih baik aku mencoba melupakannya.

Bulan desember telah tiba, libur semester di dunia perkuliahan pun tiba. Akhirnya aku bisa pulang ke rumah orang tuaku. Aku pun mulai berkemas, aku dan Ana 1 kamar kost, jadi kami berkemas bersama. Siang pun tiba, Ana memutuskan untuk keluar membeli makanan. Aku menjatuhkan diri di ranjang, berbaring, rasanya lelah, tapi aku ingin secepat mungkin pulang ke rumah.
"tilililit.. Tilililit" suara sms dari handphone Ana berbunyi. Ternyata handphonenya tertinggal.
-1 new message-
Aku pun tergerak untuk membukanya. Handphone sahabat sendiri, apa salahnya dilihat sebentar.

"mas, kwetiau siram 2 bungkus ya." kataku seraya mengambil uang di saku celanaku. Namun, sepertinya ada yang hilang. 'lho? Kmana handphone gue' batinku.
'Gawat, handphoneku ketinggalan di kamar dan lupa aku silent. Malah Adrian lagi sms, semoga dia sibuk, sms nya ga dibales dulu, semoga, semoga'
"de, de"
"eh, iya. Udah ya?" aku kaget. Mas2 penjual kwetiau tadi menyadarkanku dari lamunanku.
"jangan bengong siang bolong gini donk" kata mas2 itu.
"eh, ga kok, ya udah. Makasih ya" aku segera berlari menuju kamar kost yang tak jauh dari tempatku membeli kwetiau. Sesampainya di depan pintu, aku segera membukanya perlahan. Aku melihat Lina sedang membaca sms di handphoneku. Tangannya bergetar, menandakan dia sedang menangis.
"Lina.." aku memanggil, tapi lebih seperti berbicara sendiri.
"Ana, ini? Benar2 Adrian?" Lina menengok kearahku. Wajahnya merah.

Adrian: na, kapan lu berdua pulang?
Ana: tar malem berangkat nae bus, besok pagi nyampe.
Adrian: gue kangen nih sama Lina.
Ana: iya2, trus emang pas gue ber2 pulang, lu mau nyamperin dia apa?
Adrian: ga tau nih, dy ud lupa kali ya ma gue.
Ana: emg lu blum lupa? Haha
Adrian: belum lah,. Sampe skrg juga gue masih cinta sama dia.
Ana: wew, sygnya dia gtw.
Adrian: ia, kapan ya dia sadar? Pengen deh pas pulang nanti dia langsung peluk gue tanda kangen :P
Ana: jiah. Ngarep.com
Adrian: gpplah.. Haha
Kangen abis gue sma Lina.
Ana: klo dia masih ga cinta sama lu? Gmn?
Adrian: klo besok dia masih ga peduli ma gue, mungkin gue berhenti nunggu dia dan bakal mulai lembaran baru.

Keesokan paginya, aku janjian dengan Ana di suatu kafe. Aku menyuruhnya membawa Lina ke kafe tersebut. Sesampainya di kafe, aku melihat mereka berdua, senyum tersebut, sudah lama tak ku lihat. Aku melambaikan tangan ke arah mereka. Ana melihatku dan ikut melambaikan tangan. Lina pun menengok. Sesampainya aku di depan mereka. Lina berdiri dan langsung memelukku. Ana tersenyum dan memberi isyarat dia akan keluar. Aku mengangguk. Aku masih tak percaya, apakah ini mimpi atau nyata.

"Lin.. Kamu?" aku memulai percakapan sambil menatapnya dalam.
"Thx ya" ucap Lina.
"buat?" aku heran.
"buat nunggu aku dan buat cinta kamu yang uda kmu pertahanin ampe 5 tahun." jawabnya sembari tersenyum.
"kamu? Beneran?" aku bertambah heran.
"aku.. 2 tahun aku kuliah sana, aku ngerasa ada yang hilang pas kamu uda ga rajin sms aku lagi. Saat itu aku baru sadar. Aku beneran jatuh cinta sama kamu"
"Lin, i love you" aku tak punya kata2 lain selain itu. Usahaku selama 5 tahun tidak sia2.
"kamu,. Jadi ninggalin aku n' buka lembaran baru?" Lina bertanya.
"ya enggalah. Eh, kok kmu tau?" aku kaget tiba2 dia bertanya seperti itu.
"itu rahasia kami" Ana muncul lagi dari belakangku bersama pacarnya.
Hari ini, usahaku 5 tahun sudah berbuah. Aku mendapatkan orang yang selama ini aku cintai.
Cinta memang harus diperjuangkan.

Our Love Story

Hari itu merupakan hari pertama Chika menjadi murid SMA. Cuaca yang cerah mengawali hari pertamanya duduk di kelas 10, berkenalan dengan seluruh murid baru di kelasnya. Masa2 SMA nya diisi dengan kisah cinta dan persahabatan. Chika adalah anak yang supel dan baik hati. Dia cepat akrab dengan orang, meskipun dia baru mengenal orang tersebut.

1bulan pertama di kelas 10, dia merasa ceria. Banyak diantara teman2nya yang suka curhat sama dia. Salah satunya adalah cewe cantik bernama Mini. Mini menceritakan tentang kedekatannya dengan salah satu teman sekelasnya, Clive, cowo yang dikenal Chika sebagai sosok yang cuek, yang hingga hari ini bahkan tidak bisa dekat dengan Chika. Mini merasa dia yang mulai sayang dengan Clive tiba2 dijauhi oleh Clive tanpa sebab yang jelas. Mini yg sudah berulang kali meminta maaf pun tetap diacuhkan hingga saat ini padahal dia dan Clive sudah dekat sejak SMP dan tak pernah bertengkar. Oleh sebab itu, Mini bingung dengan perubahan sikap Clive, tapi juga tidak mau ambil pusing terhadap masalah ini. Namun, Chika merasa dia perlu membantu Mini, hingga akhirnya dia memutuskan untuk mendekati Clive demi mencari tahu apa yang sebenarnya membuat Clive menjauhi Mini. Sejak saat dia mendapatkan nomor hp Clive, dia dengan sangat rajin meng-sms Clive, sejak saat itu juga Clive menjadi lebih dekat dengannya dan Chika pun mengubah pandangannya terhadap Clive, menjadi seorang yg enak diajak bercanda.

Bulan demi bulan berlalu, Chika dan Clive menjadi lebih sering tukar cerita hingga akhirnya Clive menceritakan sebab dia menjauhi Mini. Chika pun menyuruh Clive memaafkan Mini, tapi Clive masih perlu waktu. Setiap hari Chika pun diisi oleh Clive, mereka menjadi dekat dan semakin dekat terutama karna mereka sekelas.

Saat2 pengambilan rapor smt 1 tiba, hari itu pula orang tua Chika dan Clive hadir di saat yg sama hingga akhirnya mereka berkenalan. Chika tidak menyadari perasaannya kepada Clive hingga tgl 14 Januari, dengan tanpa sebab Clive tidak mau membalas sapaannya. Sejak saat itu pula Clive tidak mau berbicara dan membalas sms2 Chika. Chika pun akhirnya merasa sdkt khlgan. Dia meminta maaf terus kpada Clive selama seminggu pertama, tapi Clive seperti benar2 marah padanya. Chika pun merasa lelah. Dia bingung, sedih, kecewa. Dia telah terbiasa dengan setiap sapaan dan keisengan Clive terhadap dirinya. Dia terbiasa dengan adanya Clive yang menemaninya sepulang sekolah. Hari demi hari berlalu hingga tepat 1 bulan, hari Valentine tiba. Hari itu dirasa tak spesial karna Chika memang tak punya pacar. Setelah acara valentine sekolah selesai, dia pulang ke rumah, namun di depan rumah, dia melihat Clive lewat dan menatapnya dengan sangat dingin. Dia berusaha tak peduli, masuk ke dalam rumah dan membereskan bukunya, 1hal yg pasti dia lakukan ketika pulang sekolah. Ketika dia mengeluarkan seluruh isi tasnya, ada yang jatuh dari antara buku2nya, yaitu sebatang coklat. Dia tak tau siapa yang menaruhnya, tapi karna dia memang suka coklat dan kebetulan sedikit lapar, dia langsung memakannya. Tiba2 dia teringat akan hp nya, barang yg belum disentuhnya semenjak pulang sekolah. Ketika dia melihat hp nya, ternyata ada 1 sms masuk. Dia membukanya dan terkejut, seketika hatinya bergejolak melihat nama pengirim sms itu, Clive.

'lu uda terima coklatnya kan?' begitu isi sms tersebut. Chika kaget dan bingung. Dengan cepat dia membalas sms tersebut hingga akhirnya terjadi percakapan lucu.

Chika: coklat apaan?
Clive: coklat yang ada di tas lu.
Chika: oh, uda. Itu siapa yg taro?
Clive: gue
Chika: dari siapa?
Clive: lu ambil ga?
Chika: mang siapa yg kasih?
Clive: ya gue lah
Chika: hah? Beneran?
Clive: iya, ga lu buang kan?
Chika: ga lah. Koq bisa?
Clive: fiuh, ya bisa lah.
Chika: emang uda ga marah?
Clive: tadinya gue ga mau nanya.
Chika: trus? Knp lu nnya?
Clive: gue takut.
Chika: takut apa?
Clive: takut coklatnya lu buang.
Chika: jadi uda ga marah?
Clive: siapa yang marah?
Chika: elu,. Dri kmren, ud sebulan ga ngmg ma gue
Clive: ga mrh koq.
Chika: jadi?
Clive : rahasia

Setelah kalimat2 it berlalu, Chika sadar 1hal. 1bulan? Dari 14 feb?
Chika: oh, jd ini? Lu diemin gue sblan demi ini? Lu jaat ma gue, gw dikrjaen.
Clive: haha, mg enk? Bwee

Sejak hari itu Chika dan Clive kembali dekat dan semakin dekat hingga akhirnya mereka saling tau perasaan mereka masing2. Chika sadar dia udah jatuh terlalu jauh, perasaannya pada Clive sudah tak dapat dihilangkan olehnya. Suatu sore yang indah, Chika berencana untuk pergi bersama teman2nya, menjenguk temannya di Rumah Sakit yang terkena tipus. Chika minta tolong pada Clive untuk mengantarnya. Demi Chika, Clive yang rumahnya lebih dekat dengan rumah sakit mau keluar dari kompleknya lagi untuk menjemput Chika. Tidak hanya itu, Clive juga rela berbohong pada gurunya bahwa dia tidak datang dengan mkzd supaya gurunya tidak minta tumpangan karna dia hanya mau mengantar Chika. Sepulang dari rumah sakit, hujan mulai turun, Chika pun merasa tidak enak pada Clive. Dia takut Clive sakit, tapi Clive bersikeras mau mengantarnya pulang dan berkata bahwa ia akan baik2 saja. Di depan rumah Chika, untuk yang pertama kalinya, Clive bertemu ayahnya Chika. Ayahnya hanya diam saja ketika Chika turun dan Clive berpamitan pulang, menunjukkan respon yang tidak positif. Namun, hal itu membuat Clive tak goyah, dia mencintai Chika, dan sejak hari itu juga, mereka berpacaran.

Memang, tidak ada seorangpun yang tau secara nyata, yang orang2 tau hanyalah kedekatan Chika dan Clive, yang tanpa diduga dan diberitahu pun menimbulkan isu dengan sendirinya bahwa Chika dan Clive berpacaran. Hubungan mereka seperti biasanya, dan benar2 apa adanya. Mezkipun dalam status berpacaran, tak ada yang lebih dalam tingkah laku mereka karena sebelumnya pun mereka layaknya teman tapi mesra. Banyak cerita yang saling mereka ungkapkan, dan banyak kenangan yang telah mereka buat, namun, setiap ada awal pasti akan ada akhir, ya, begitulah setiap kisah diungkap. Clive menjauhi Chika secara tiba2, layaknya dia menjauhi Mini sebelumnya. Karena alasan yg tak begitu jelas, dia putuskan tuk mengakhiri hubungannya dengan Chika.

Sejak saat itu, Chika larut dalam kesedihannya. Janji2 Clive kepadanya masih dipegang teguh. Entah kenapa, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, dirinya percaya bahwa Clive masih mencintainya. Yang membingungkan adalah pesan Chika thd Clive ketika putus, "se ga nya, tugas gw ud selese, gw cma mau, lu baekan sama Mini, please, n jaga smua pemberian gue bae2.."
Menjaga Mini, 1hal yg tak terduga yg keluar dari mulut Chika, dia menyuruh org yg bnar2 dia cintai menjaga orang lain. Tapi, di sisi lain, Clive hanya mau Chika berubah mjd lbi dewasa dan tidak brgntg terus padanya, tanpa Chika ketahui, Clive masih mencintainya, bahkan menyimpan semua kenangan mereka di tempat utama di hatinya.

Chika belajar arti mencintai, makin lama, dia makin tau, apa makna dari mencintai. Mencintai tak berarti memiliki. Mencintai adalah bahagia ketika melihat orang yang kita cintai bahagia. Mencintai adalah memberi tanpa pamrih. Mencintai adalah merelakan. Tak ada satu orang pun yang mengerti seberapa besar cinta Chika untuk Clive. Sahabat Chika, tau akan hal ini, tapi tak pernah menceritakan pada Clive.

Entah apa yg dipikirkan oleh Clive, yang malah mencari pacar baru. Tapi hal itu tak membuat rasa sayang Chika kepada Clive berkurang, apalagi menghilang. Pertengkaran demi pertengkaran hebat terus dilalui oleh mereka, hingga suatu saat, mereka tak lagi menyapa satu sama lain. Clive tak mau bicara karna dia kesal sekaligus lelah bila bertengkar terus, beda halnya dengan Chika yang tak mau menyapa Clive karna takut. 1hal ketakutan nya adalah jika Clive semakin membencinya. Hal ini berlangsung hingga mereka lulus.
Ada beberapa orang yg tau akan perasaan Chika kepada Clive yaitu Sahabat Chika dan orang2 yang pernah menyayangi Chika. Untuk melanjutkan kuliahnya diluar kota, Chika terpaksa harus meninggalkan Clive, sang pujaan hati. Clive yg sudah punya pacar lg seakan tak peduli pada Chika. Sebenarnya Chika sudah mengalah untuk mengajak Clive baikan dengan me-add dia di situs jejaring sosial facebook, tapi bahkan tak di confirm oleh Clive meskipun tidak juga di ignore. Hal ini menjadi teka teki tersendiri dalam otak dan hati Chika. Chika pun ingin mengucapkan salam perpisahan kepada Clive, dia menyuruh org membawa hadiah ke rumah Clive beserta suatu surat..

"Clive, maavin aku, aku ga pernah brmksd nyakitin kmu, aku juga ga pernah brmksd buat slalu diam dan musuhan sama kmu. Aku cma takut kmu mkin benci sma ak, takut ketika ak menyapamu, kmu tak peduli, takut ketika ak membutuhkanmu, kmu tak mau tau lagi. Ak bner2 ngerasa brslh klo qt kek gne trus. Ak minta maav. Mezkpun kmu ud pnya cwe, dan ak pernh puny cowo lain, tpi ak sadar, aku masih cinta sma kmu. Never say no to love you, Clive.

Begitu surat tersebut dibaca, dia langsung menghubungi Chika, tapi nomor Chika sedang tak aktif. Dia juga langsung menghubungi sahabat Chika dan org yg dia tau pernah menyayangi Chika. Dari mereka, dia tau seberapa besar cinta Chika kepadanya. Dari mereka pula lah, dia tau Chika uda lg dalam perjalanan terbang ke luar kota. Saat itu, nasi pun sudah menjadi bubur, memang, dia bisa bertemu lg dgn Chika, tapi dy jg uda memasukan 1 perempuan dalam kisah cintanya dan dia ga mgkn menyakiti perempuan lagi. Cukup sudah 1 kasus Chika dalam hatinya. Sejak saat itu, Chika hampir tak pernah bisa dihubungi lg karna ksbukannya dengan kuliah dan pekerjaannya di luar kota.

Suatu hari, Clive baru ingat buat confirm Chika di facebook'y. Dan dengan rasa penasaran, dia mengecek profil Chika, dia membuka note Chika dan membuka 1 tlsn Chika ttg dirinya. Akhir tulisan itu adalah..

"Setelah aku pergi, dia pun menerima permintaan pertemananku di facebook dan baru menyadari sbrpa besar rasa sygku untuknya lewat note yang sedang dia baca saat ini."

Pelangi, Saksi Cinta Kita

Hujan deras tanpa henti seakan menandakan penantian yang tanpa akhir dalam kehidupanku ini.
Cuaca dingin seakan menusuk ke dalam kulitku. Ku memandang keluar jendela, menatapi tetesan air hujan yang tak terhitung jumlahnya. Air di ujung mataku mulai menetes, mengeluarkan semua perasaan dalam hati, rasa sakit yang mendalam. Ya, inilah aku, Aeta, gadis remaja berusia 18 tahun yang kini menduduki bangku kuliah semester 2, yang adalah anak tunggal dalam keluarganya, yang hingga saat ini tak mampu menahan rasa sakit yang sudah terjadi hampir 2 tahun yg lalu.

Diusiaku yang belia, aku menemukan cowok yang mampu mengisi hari- hariku, sekitar 1SMA, aku menjalin cinta dengan Silver, cowok yang seumuran denganku, meskipun berbeda sekolah. Dia mengerti aku, perhatian padaku, dan mau menyayangiku apa adanya. Dia orang pertama yang mengajariku arti cinta, dan bagaimana mencintai orang dengan tulus. Dia orang yang setiap hari mengantarku ke sekolah sebelum dia berangkat ke sekolahnya. Dia orang yang menyempatkan waktunya untuk menemaniku kemanapun aku minta. Dia orang yang paling mengkhawatirkanku jika aku sakit. Dia orang yang menghiburku dengan lelucon konyolnya ketika aku sedih. Dia motivatorku, dia yang meminjamkan bahunya untukku ketika aku menangis, meminjamkan jaketnya ketika aku kedinginan. Dia setia, aku tau itu.

Dia satu-satunya cowok yang bisa akrab dengan ayahku, bahkan berjanji akan menjagaku seumur hidupnya. Orang tua kami telah saling mengenal dan mendukung hubungan kami. Teman- temanku adalah teman2nya demikian pula sebaliknya. Hubungan kami baik2 saja selama 1 tahun lamanya. Bila ada pertengkaran, itu hanya hambatan kecil dalam hubungan kami yang dapat langsung terselesaikan dalam waktu 1 jam. Banyak orang bilang kami soulmate, serasi, berjodoh dan sejenisnya. Kami hanya menanggapi itu dengan senyum dan keyakinan.

1 tahun kemudian, hubungan kami kemudian diterpa oleh suatu masalah. Ya, aku sendiripun tak paham. Dia berubah drastis, mulai menjauhiku hingga aku merasa statusku adalah kekasih yang tak dianggap. Ketika aku bertanya, dia hanya mampu menjawab 'kita putus aja ya' tanpa ada alasan jelas yg masuk akal dan berlalu begitu saja dari hadapanku.

Kata2 itu serasa menampar keras wajahku dan menusuk tajam dalam hatiku, berhari2 aku menangis dan tak menghubunginya, namun dia tak pernah peduli lagi, seakan2 aku tak pernah ada dalam kehidupannya. Aku mengumpulkan keberanian tuk menemuinya, namun dia membuang muka, bahkan menyakitiku lebih dalam dengan jalan bersama perempuan lain yg dilakukan tampak seperti sengaja. Sejak hari itu, hatiku hancur. Kepercayaan kepada cowok rasanya sudah hilang dari hati ini, aku pun menutup diri dan hati dari semua orang terutama laki2. 6 bulan berlalu sejak kejadian itu, aku tak pernah lagi menghubunginya, tak pernah lagi menyapanya ketika kami bertemu. Aku bagai kehilangan penopang hidup, berbagai masalah muncul dan mengacaukan kehidupanku, membuatnya semakin rumit dan sulit tuk dijalani.

Hingga suatu hari, telepon rumah berdering.
"hallo, apa benar ini keluarga pak Oki?"
"ya benar, saya putrinya, Aeta"
"maaf, ini dari rumah sakit Family, orang tua anda, mereka kecelakaan"
Telepon jatuh dari genggamanku, air mataku keluar dengan sangat deras, panik segera menghampiriku, dan aku pun berlari, keluar memanggil taksi menuju ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, dokter hanya dapat berkata "kami telah melakukan yang terbaik"
Dari kata2 itu, pikiranku semakin kacau karna mampu mencerna maksudnya secara jelas, aku kehilangan orang tuaku. Kini, aku hidup sebatang kara. Aku, kehilangan semuanya. Tangisanku semakin deras, dengan cepat aku menelepon sahabatku yang juga adalah sahabat Silver, Yossi. Tak lebih dari 10 menit, Yossi telah sampai disampingku dan memelukku erat. Aku menangis sejadinya dalam pelukannya, hingga semua terlihat gelap...

'Ae, aeta, kamu udah sadar? Aeta?' begitulah suara2 disampingku memanggilku, suara2 yang begitu aku kenal. Perlahan2, aku membuka mataku, 'bi.. Bibi, pa.. paman, kenapa..'
'aku yang menghubungi mereka, aku takut kamu kenapa2' Yossi yang mengerti pertanyaanku spontan menjawabnya. Mereka? Ya, mereka memang bukan paman dan bibiku dalam arti saudara, mereka adalah orang yang aku kenal baik, orang tua Silver. ‘Orang tua Silver? Jadi? Silver juga,..’ Spontan aku menengok k kiri dan kanan, mencari sosoknya, karna hanya dia yang aku butuhkan saat ini. 'Silver ga datang, dia sibuk.' jawab ayahnya seakan mampu menebak apa yang aku pikirkan.

Sekarang kesadaranku pulih, semua kejadian seakan terulang kembali 'Mana papa, mana mama? Paman, mana papa? Bibi,. Ayo jawab aku, yossi! Mana.. Mana?' aku berteriak histeris sambil menangis dan kembali dipeluk oleh Yossi. 'mereka udah ga ada, relakan mereka, ya?' pinta Yossi. Ibunya Silver menenangkanku, menghapus air mataku yang tak dapat berhenti mengalir sambil menatapku tak tega. Aku diijinkan pulang. Tak mampu menghadiri pemakaman orang tuaku. Semua pemakaman mereka, diatur oleh ayahnya Silver.

Aku hanya dapat mengurung diri dalam kamar, dan menjadi pemurung. Aku tak sanggup, aku hanya bisa pasrah. Aku bahkan ingin menyerah. Hari2ku berlalu hampa, begitu saja terlewati.

Saat masuk SMA kelas 3, nilaiku hancur2an, syukur2 masih naik kelas, aku merasa tak mau lagi bersekolah, namun suatu kejutan ketika aku mengetahui bahwa Silver pindah k sekolahku dan 1kelas denganku, kerinduanku sedikit terobati karna dia yang aku tau mampu membuatku bangkit kembali. Namun, sikapnya tak berubah terhadapku, ya sedikitpun tak pernah memperhatikanku, menganggapku tak ada. Sejak 3SMA pula, ada cowok yang mulai mendekatiku disaat Silver yang makin menjauhiku. Kaero, cowo yang jauh lebih perhatian daripda Silver, motivator yg lebih baik daripada dia. Semula, aku merasa mulai memiliki perasaan khusus padanya, aku pun mulai bangkit karna Kaero, mulai dapat tersenyum kembali, bahkan di depan Silver, aku berani jalan dengan Kaero.

Suatu hari, kelasku mengadakan pertandingan dengan kelas Kaero, aku yang berada di kelas karna malas yang mulai menghantui diriku melihat tas Silver yang sedikit terbuka, dan ada sesuatu di dalamnya yang berkilau. Rasa penasaranpun datang di dalam pikiranku, tanganku tergerak perlahan dan mengambil sesuatu itu yang ternyata adalah kalung yang menjadi tanda cinta kami berdua. Selintas pikiran di benakku mengatakan bahwa dia masih mencintaiku, namun pikiran lain mengenai masa laluku menepisnya.

Saat meletakkan kembali kalung tersebut, tanganku menyentuh sesuatu, handphone, rasa penasaran itu muncul kembali dan dgn cepat, aku langsung mengambilnya, pertama kali melihat dan menekan tombolnya, muncul wajahku sebagai wallpaper handphonenya. Sontak aku kaget dan heran. Pikiranku bercampur aduk, apakah ini nyata atau mimpi? Seperti kebiasaan lama, aku mengecek inbox nya, dan semua pesan dari 'My Love' menghiasi inbox tersebut, lagi2, semua makin aneh, dengan segera aku mengecek kontak, penasaran dengan siapa 'My Love' itu, hingga aku menemukan namanya dan ternyata, nama itu, nomor itu, semuanya adalah milikku.

Aku semakin tak mengerti, tentu, siapa yang tak heran ketika mantannya masih menyimpan semua nya dengan rapi setelah 10bulan putus? Berbagai pertanyaan muncul dalam benakku..

Priitt..
Priitt..
Priiiitttt..

Peluit berbunyi membuyarkan lamunanku, menandakan aku harus segera meletakkan kembali semua barang k tempat semula dan duduk manis di tempat dudukku. Kaero dan Silver masuk bersama ke dalam kelasku, Kaero menyapaku dan mengajakku keluar tepat di hadapan Silver. Silver cuek, membuatku semakin tak mengerti. Semua ini layaknya teka teki, apa sih yang dia mau? Batinku. Sambil berjalan pulang aku memutuskan mampir ke rumah Silver, sekadar berkunjung. Aku disambut baik oleh kedua orang tuanya. Aku ditemani mengobrol hingga Silver pulang dan dia dengan terpaksa ikut duduk di depanku karna orangtuanya menyuruhnya, setelah itu kami ditinggalkan berdua.

Beberapa menit keheningan melanda hingga aku memberanikan diri membuka suara..
 "Va" Begitulah panggilanku untuknya.
"emm.. I.. Itu.. Di hapemu.."
Belum selesai aku berbicara, dengan nada tinggi dia berkata
'kamu ngintip ya?! Hah?! Kenapa kamu ga bisa hargai privasi aku?!" dan berlalu bgtu saja dari hadapanku. Aku pun pamit pulang pada ke2 orang tuanya yang menatapku dengan sedikit hera,. Keesokan harinya, Kaero datang ke sekolah dan langsung menemuiku.

"Ae, kamu tau ga? Silver,. Dia.. Jadian sama.. Yo.. Yossi"
"apa?" sontak aku kaget dan tak menyangka. Padahal kemaren, aku baru saja melihat handphonenya dan aku ada disana. Lho? Kenapa? Aku jadi bingung, aku cemburu, hanya itu yang aku tau.
"tapi kan kamu uda ada aku" kaero menambahkan.
"tapi kan aku belum.."
"sekarang dan saat ini, maukah kamu menjadi kekasihku? Aku mencintaimu"
"aku.. Emm.. Aku.." aku hanya bisa menganggukkan kepala, karena aku tak dapat berbohong bahwa aku juga mulai menyukainya.

Sejak saat itu, aku memulai hubunganku dengan Kaero dan Silver dengan Yossi, kadang aku dan Yossi bahkan merencanakan double date. Mereka mesra, aku dan Kaero bahkan bisa lebih mesra, tapi hubungan ini tak berlangsung lama. 4 bulan kemudian aku mendapati bahwa Kaero menduakanku dan aku langsung melabraknya dan mengakhiri hubungan kami. Aku tak merasakan sakit sedikitpun, bahkan aku merasa lega, seperti suatu sandiwara yang telah berakhir. Hingga kelulusan kami, aku hanya tau bahwa hubungan Silver dan Yossi masih awet hingga saat itu.

Sejak saat itu, aku menyadari bahwa aku masih mencintai Silver dan hanya mengagumi Kaero, namun, apa dayaku jika Silver sudah menjadi milik Yossi, tapi biar bagaimanapun, Yossi tetaplah sahabatku hingga saat ini. Sejak memasuki dunia perkuliahan, aku tak pernah lg menjalin hubungan dengan cowok manapun, aku seperti ditarik kembali ke masa lalu untuk menepati janjiku, aku menanti Silver, namun tak pernah juga menghubunginya.

Air mata masih mengalir di pipiku sambil memandang kepada hujan. Yossi masuk ke kamarku dan tiba2 mengatakan bahwa dia sudah putus dengan Silver, seakan berhasil menebak apa yang sedang kupikirkan saat ini. Aku menjadi sedikit lega ketika dia berkata demikian dan memutuskan untuk menceritakan rahasia yang selama ini kupendam sendiri dari perasaanku dan hubunganku dengan kaero yang ternyata hanya kagum. Yossi memelukku sambil tersenyum simpul dan matahari pun mulai muncul dari balik awan ketika kami memandang jendela dan Yossi berpamitan pulang.

Setelah itu, dering sms d hape ku berbunyi, ketika aku membaca pesan, ternyata Yossi yang menyuruhku keluar karna ada pelangi. Aku pun langsung bergegas ke teras rumah, memandang pelangi dan melamun kembali. Aku pun menutup mata dan teringat kepada Silver yang juga suka kepada pelangi.. Dalam anganku, dan bayangku yang sangat nyata, aku merasa ada tangan yang memelukku dari belakang dan berbisik

"Aku disini, kembali hanya untukmu"

Suara itu, sungguh tak asing bagiku, terlalu nyata jika hanya lamunanku, aku membuka mata dan merasakan benar ada yang memelukku, aku pun menengok ke belakang, menghadap ke sosok itu
'Va? Kamu'
'Sshhtt' sambil meletakkan telunjuknya dibibirku dia berkata,
'aku tau semuanya, kamu adalah yang terbaik, kamu berhasil membuktikannya, aku mencintaimu, you're my first and will be my last, happy anniversary 3rd year'
Aku langsung memeluknya, kata2 tak mampu menggambarkan kebahagiaanku, aku menangis dan memukul2 dia dengan mesra
'kamu jaat, 2 taun aku dibikin kaya gne, emang masih bisa dblg 3rd year? Hah? but you're too.. My first and will be my last, i love you, Va"
Aku tertawa namun masih dalam pelukannya, aku kembali memandang pelangi dan menunjuknya
 'itu adalah saksi cinta kita, pelangi'

Aku Silver, cowonya Aeta, sekarang dan selamanya. Setelah 1tahun menjalin cinta dengannya, aku ingin tau, sejauh mana cinta Aeta kepadaku. Aku pun merangkai sebuah test. Tadinya aku hanya ingin tau reaksinya jika aku menjauh, tak disangka, dia tertimpa musibah, aku tak bisa datang bukan karna aku sibuk, tapi karna aku juga terpukul, aku tak sanggup melihatnya menangis, namun juga tak ingin menghancurkan rencanaku, orang tuaku tak tau hal ini, mereka tak pernah tau aku dan Aeta putus. Aku sendiri, sudah berjanji pada orang tua Aeta akan menjaga putrinya, kekasihku seumur hidupku, maka dari itu, aku mau menguji kesetiaannya.

Sebenarnya aku merasa bersalah, tak bisa menemaninya ketika dia benar2 membutuhkanku, hanya demi ide gilaku ini, tapi setelah dia melewati ini, aku tau, dia akan menjadi Aeta yang tegar, dan aku pastikan aku akan slalu ada disisinya. Yoshi tau rencanaku, ya, hanya dia yang tau, namun Aeta hampir mengagalkan semuanya, tak kusangka dia mengecek hapeku, oleh sebab itu aku berdalih dengan pura2 jadian dengan Yoshi, Kaero bukan bagian dari rencanaku, sejujurnya aku cemburu, dan hampir2 tak mau lagi meneruskan rencana ini, tapi beruntungnya, hubungan mereka berakhir cepat, hingga semua permainan ini aku lanjutkan.

Hingga hari ini, hari dimana hari jadianku dengannya tahun ke3, aku menyuruh yossi mengarang cerita bahwa aku putus dengannya, karna aku tau, aeta akan menceritakan semuanya ketika yossi dan aku sudah tak berhubungan, tanpa disadari aeta, hp yossi terhubung ke hp ku, dan aku mendengar semua ungkapan perasaan aeta, saat itu aku tau, aku berhasil, tidak, aeta yang berhasil, dan aku pastikan cinta kami akan abadi. Tak disangka hari ini semakin indah ketika pelangi muncul, dan aku juga yang menyuruh Yossi sms Aeta, sehingga dia keluar. Hingga akhirnya, aku dan dia, jadi seperti ini, dan pelangi, benar2 saksi cinta kami. =)

Kisah Silly

Silly, 16, seorang remaja yg duduk, bergetar memandangi secarik krtas yg trgenggam erat di tangannya. Finny, sahabatnya trus mengguncang pelan tubuhnya, ingin tau ap yg sbnrny trjadi. Silly menatapnya seolah2 tatapannya telah menjelaskan semuanya.
Finny pun merebut kertas yg sedari tadi dipegang sahabatnya. Dia langsung melotot, shock. Mundur, seolah ga prcaya sehingga setelah dy menemukan kmbali kesadarannya, dia berkata pelan "ga mungkin" berkali2 dan langsung memeluk erat Silly sambl menangis.. Mereka brdua trisak.

***
1tahun yg lalu.. Januari
"aku sayang kmu, sil" ucap rio..
"aku juga kq" kta silly
"jd skrg qt jdan ne?"
"yup.." silly menjb dgn kbahagiaan yg trpncar dwajahnya.
Mereka berpelukan.
Ya hari itu, mereka menjalin hbgan yg baru =)

Februari..
Rio brulang tahun. Silly memberikn sbuah bingkai. Hdiah kcil yg sederhana.
Hari valentine tiba. 1kotak coklat yg silly buat sendiri dberikan buat rio. Saat itu, kebahagiaan tampak d raut wajah mereka.
Suatu hari,.
Finny menanyakan 1hal,.
"sil, lu ykin rio syg sma lu?"
"dia sayang koq,. Sayang banget malah"
"koq kayany lu yg lbi syg ya? Makzud gw, rio pasif, mlh lu kan yg lbi sering ngajak dy kluar?"
"ya ga gt jga.. Dy sayang koq.. I believe him.. It dy tunjukin dri prbuatan dy,. Gw tau itu.. Dy syg gw sepenuhnya.."
"ouh, bagus dhe klo lu yakin kea gt.."

Maret..
Hubungan yg sejauh ini baik2 saja, bahkan memberi kebahagiaan lebih buat keduanya..
Ya, mereka byk mghabskan wkt bersama.. Sangat bahagia..
Rio memberikn silly sebuah boneka bebek, yang terus dipeluk silly,. Silly berjanji akan trus menjaganya..

ApriL..
Rio perlu ke luar kota,. Akhirnya, mereka ga ktmu bbrp lma..
Tpi hal itu ga membuat hubungan mereka kandas..
Mereka semakin erat.. Mkin saling sayang..

Mei..
Suatu hari d bulan mei, mereka pergi brsama k pantai.. Mereka duduk d pinggir pantai.. Silly menyenderkan kepalany di bahu Rio dan brkata,"kapan ia kita kea gne lg.."
"suatu hari nanti.." ucap rio sambl membelai rambut silly dgn cinta
"bisa ga ya kita kea gne trus?" tny silly
"ga tau deh.." rio brkata sambl tertawa, namun d dalam hatinya, dia sgt menginginkan hari2 spt ini lagi dgn silly..

Juni
Silly sakit"an.. Rio sibuk dan benar2 tak ingin diganggu.. Mereka jd jrg kontek..
Karna sakit, silly jd agak manja..
Tapi rio merasa terganggu, namun silly tak menyadarinya.. Ia hanya tau klo rio berubah..
Suatu hari, dia menanyakan perubahan rio.. Namun rio menanggapinya dgn emosi.. Silly yg masih sakit terpancing emosinya..
Mereka bertengkar.. Silly menangis..
Ktika hri hujan, silly pergi k rumah rio.. Dan rio memutuskan untuk mengakhiri hubungan.. Silly yg tak sanggup berkata apapun hanya dpt mengangguk pasrah
"mungkin, ini yg trbaik.." ucap silly yg sejujurnya tak rela ini trjdi..
"jgn benci aku ia.. Maav, aku ud byk bkin kmu ngz.." ucap rio
"kamu ga salah kq.. Aku yg slh.. Aku yg trlalu manja.. Aku, nyia"in kmu" silly menangis..
"kputusan aku ud bulat, maav ia"
Ktika rio mau pergi setelah mengantar silly pulang..
Silly menangis, dia hanya dpt brkata,"aku akan slalu menunggumu"
Rio pun pergi..

Dunia silly seakan runtuh saat itu juga.. Ia menangis.. Sejak saat itu dia berubah, menjadi silly yg penyendiri, dan pemurung.. Tawanya dipaksakan.. Senyumannya tdk lg seperti dlu..
Kondisinya pun semakin menurun..

Setiap hari sejak saat itu, dia hny bsa sms rio,
"met pagi" ktika bgn tidur..
"jgn lpa mam siang ya" ktika dy hendak mengambl mknn atau bru selesai makan..
"jgn lpa mam ya" atau "met mkan" ketika mau makan mlm
"met bbo" sesaat sblm tdur, meskpun btuh wkt lma supaya dy terlelap..

Hampir setiap mlm ia menangis, juga saat memandangi foto rio dan dirinya, air mtany jatuh..

Namun janji, slamanya janji,. Ia menepatinya, ia menunggu rio..

1bulan setelah itu, Silly berulang tahun.. Sweet 17th..
Tpi bahkan dy tak mau merayakan hri trsebut.. Tanpa rio disisinya, dia merasa hampa dan kesepian.. Mzkpun skrg rio menganggap mereka sahabat, tpi tak dpt dipungkiri klo Silly mxe berharap lebih..

Pdhl, dia mxe ingat, smgg sblm hubungannya berakhir..
"fin, tar ulg thun gw, kita mkan2 ya.." silly mengajak finny
"o ia, uda ga lama lg donk"
"ia, tar, rio, gw, sma lu, qt mkan, gw yg byar"
"hah? Sma rio? Ga dhe, tar gw ganggu lg.."
"ouh, yda, klo gt bexoknya gw ajak lu mkan2, pas ultah, gw mw ajak rio,. Gt aja x ya?"
"yda, seph itu mah.."

Bahkan, bbrpa hri stlh hbgan mereka brakhir..
Sms dri rio :
kmu jgn sdih trus ya, nanti ulg tahun kmu, qt rayain dhe

Stlh sms itu, rio brubh, bhkan lbi cuek, seakan tak pduli lg dgn silly

Mengingat itu semua, hti silly perih..
Dia pun memutuskan tuk mghbskan wkt d rumah, sendirian dan menangis.. :(

stlh hri ulg tahun silly yg kelabu, silly kmbali k dunia pelajar nya, namun nilai dy menurun, nampak bahwa ia mxe trpukul, bhkan khlgan smangat hdup.. Namun, rio tak prnh henti"nya menyemangati silly, mzkpun silly bkan mliknya lagi..
***

Silly smakin tak mengerti dgn keadaan yg trjdi.. Tapi dy perlahan2 bangkit kmbali.. Dy percaya bahwa rio pasti kmbali..
Hari2 dia lalui, dgn trus melakukan hal yg sma, menepati 1janji,
Menunggu rio..

***

Surat itu brasal dri rumah sakit, hasil tes darah silly yg Menyatakan bahwa silly menderita kanker otak..
Tak heran jika bbrpa bulan trkhr kpalany sering pusing bhkan trkdg diserang sakit yg sgt dahsyat..

Silly : fin, jgn kxe tau rio ini ya..
Finny : lho, knp?
Silly : gw ga mau dy kasian ma gw trus balik ma gw,.
Finny : bukannya lu sneng klo rio balik
Silly : ia, tpi balik krna cinta, bkan karna kasian
Finny : tapi lu janji 1hal..
Silly : apa?
Finny : lu harus sembuh! Kanker lu blum parah2 amat, jd please, sembuh buat gw.. Gw ga mu khlgan shbt kea lu..
Silly : y mgkn.. <terdiam>
Finny : sembuh demi rio
Silly : gw ga ykin, tpi gw usahain..
Finny : nah, gt donk..

Sjak hri itu silly perlu mengikuti kemoterapi, dy brjuang sendiri, tanpa rio d sisi nya..
Perlahan2, kanker tersebut menjalar, namun, umur dy mxe lma, sktar 6 tahun, jika ia trus mengikuti kemo, kta dokter..

Slma 5 tahun, sejak saat itu, stiap blan februari, ia slalu mengirim hadiah k rumah rio, tentu saja, rio tak pernah tau, karna silly juga jarang menghubunginya..
Setiap tahun d bulan juli, ktika ulg tahun silly, silly meng sms rio,
"rio, aku tunggu kmu, d tempat trkhr x kita mghabskan wkt bersama-sama, aku tunggu dri jam 8 pagi hingga jam 5 sore"

Tahun prtama, k2,k3, rio tak pernah dtg.. Dia bhkn tak prnah mengira silly bnar2 menunggunya dxna..
Tahun k4, rio bhkan sdg mnjalin hbungan dgn org lain, oleh sbab itu, dia tak pernah datang..

Tahun k5, rio menjalani hdup sendiri lg, namun, ia bhkan lupa, dimana trkhr x ia brsama dgn silly,
Ia terus brusaha mengingat, setelah ia mengamati gambar pantai, ia trsadar, ya, itulah tempatnya, namun hri sudah hampir mlm, silly sudah tak lg ad dxna, akhrnya, tahun trsbut bhkan disia2kannya..
***

Tahun k 6 d blan februari,. Finny mengantarkan hadiah ulgtahun dri silly untuk rio, namun, hnya 1patah kta yg diucapkannya "silly sangat mencintaimu" dy pun pergi..

Bulan juli, hri ulgtahun silly tiba, seperti biasa, dia sms rio dan pergi..
Hari itu ktika dia menunggu hingga siang, hujan turun, tapi dia tetap menunggu,. Dia memikirkan waktuny yg sudah dekat kmatian, akhrny dia memutuskan menunggu hingga malam..
Rio yg sibuk, hampir sja melupakan silly, namun sms finny mxuk sktar jam 5 sore, "tahun terakhir, silly menunggumu"
Rio langsung pergi k pantai, dia hny melihat 1org disana, duduk diguyur hujan deras.. Rio menghampirinya,. Memanggil nama silly..
Silly menengok, namun, wajahny sudah sgt pucat, dia berusaha bangkit, rio brlari k arahnya, memeluknya,.
Silly sgt bahagia, penantiannya ga sia2.. Silly tau wktunya uda tiba, dia brkta,"i love you, rio" dan menutup matanya tuk selamanya..
Rio sgra membawa silly k rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong lg, dri dokterlah dy tau bhwa silly trkna kanker otak,. Dy hnya mampu menangis "i love you, silly" hny it yg mampu dy ucapkan.. Pnyesalan slalu dtg trlmbat,. Ia telah menyia2kan 1org yg sgt tulus mencintainya..

***