Nah, sepertinya gue tidak perlu bergadang lagi. Pelangi series yang gue baca baru saja gue tamatkan sehingga akhirnya gue memutuskan buat nulis reviewnya setelah ungu selesai karna biru dan nila gue selesaikan tengah malam (bahkan pagi) hahaha.
Biru.. Blue.. Warna lautan. Lambang ketenangan. Warna dunia. Langit. My favourite colour. Biru.
Biru berkisah tentang Evelyn dan Steven. Sebenernya ini buku paling unik, soalnya menceritakan secara garis besar kehidupan beberapa orang sekaligus. Bukan hanya Steven dan Evelyn. Kesan yang mendalam sih cuma satu, entah mengapa pas membaca deskripsi tokoh Steven, persis kayak asdos gue, jadi bayangannya ya dia. Hahahaha my imagining power. Oh well.
Secara keseluruhan, buku ini tidak begitu meninggalkan deep impressiob seperti jingga yang sampe2 gue hapal alurnya, tapi tetap bagus kok. Gue menyukai bagian dimana anak ranking satu Tiara dan anak ranking terakhir Brian yang pada dasarnya hanya selingan dari kisah yang sebenarnya, untuk memajukan sebuah sekolah.
SMA Harapan adalah sekolah yang tanpa harapan dan oleh sebab itulah Evelyn menjadikan sekolah ini sebagai tantangan dan memilih bekerja disana. Di sekolah ini dia bertemu dengan Stephen yang akhirnya berubah lebih baik karena dia. Serta rencananya untuk membawa perubahan ke sekolah ini yang akhirnya melibatkan beberapa tokoh lain sehingga buku ini pada dasarnya tebal karena kisah tokoh tokoh lain tersebut.
Kisah pak arifin yang bekerja pada sekolah anak jalanan yang juga mencintai Evelyn dimana dia rela mengorbankan satu ginjalnya untuk Evelyn, kisah Tiara, Brian, dan orang tua mereka, kisah kepala sekolah SMA harapan dan kehidupan rumah tangganya. Kisah ibu Emmi sebagai Yayasan dan bawahannya Pak Fuad yang melakukan korupsi. Dan begitulah semua pihak yang berkepentingan dalam sekolah itu terlibat.
Herannya meskipun dari awal disebut SMA, imaginasi gue membayangkan Tiara dan Brian selayaknya murid SD. Entah lagi mentok apa gimana. Hahahaha
Anyway, novel ini yang paling banyak menyuguhkan berbagai sudut pandang tentang kehidupan.
Satu hal yang bener2 gue setuju dari buku ini adalah masalah kekuatan pikiran yang fokus. Situasi terkondisi dimana situasi berubah seperti apa yang kita pikirkan jika pikiran kita fokus pada situasi itu. Ketika kita berubah maka lingkungan kita berubah.
Situasi terkondisi ini pernah gue alamin, on a simple way ever, pas gue main scrabble. Dan itu akan gue ceritakan lain kali. Hahaha
No comments:
Post a Comment