Saturday, August 31, 2013

Amenore

Amenore (amenorrhea) terjadi karena absennya menstruasi dalam beberapa periode tertentu.

Seorang wanita yang tidak mengalami menstruasi setidaknya selama tiga periode berturut-turut dianggap mengalami amenore.

Istilah ini juga digunakan untuk menyebut anak perempuan yang belum mulai menstruasi pada usia 16 tahun.

Penyebab paling umum amenore adalah kehamilan. Penyebab lain termasuk masalah dengan organ reproduksi atau dengan kelenjar yang membantu mengatur kadar hormon.

Gejala

Seorang wanita yang tidak mengalami periode menstruasi merupakan indikasi utama amenore.

Tergantung pada penyebab amenore, penderita mungkin mengalami tanda atau gejala sebagai berikut:


  • Keluarnya air susu
  • Rambut rontok
  • Sakit kepala
  • Perubahan kemampuan penglihatan
  • Rambut wajah berlebih
  • Penyebab


Amenore bisa terjadi karena berbagai alasan. Sebagian kasus merupakan hal yang normal, sedangkan kasus lain muncul akibat efek samping dari suatu obat atau tanda masalah medis.

Berikut adalah beberapa penyebab utama amenore.

1. Amenore alami

Selama masa hidupnya, seorang wanita mungkin mengalami amenore karena alasan alami, seperti:
Kehamilan
Menyusui
Menopause

2. Kontrasepsi

Sebagian wanita yang minum pil KB mungkin tidak mengalami menstruasi.

Ketika kontrasepsi dihentikan, akan memakan waktu tiga sampai enam bulan agar ovulasi dan menstruasi kembali berjalan normal.

Kontrasepsi yang disuntikkan atau ditanamkan juga dapat menyebabkan amenore.

3. Obat-obatan

Obat-obat tertentu bisa memicu berhentinya periode menstruasi, termasuk obat dari jenis:
Antipsikotik
Kemoterapi kanker
Antidepresan
Obat tekanan darah

4. Faktor gaya hidup

Faktor gaya hidup yang bisa memicu amenore antara lain:

- Stres

Stres mental dapat mengubah sementara fungsi hipotalamus atau area otak yang mengontrol hormon yang mengatur siklus menstruasi.

Akibatnya, ovulasi dan menstruasi dapat berhenti. Periode menstruasi umumnya kembali normal setelah tingkat stres mereda.

- Berat badan rendah

Berat badan yang terlalu rendah akan menghambat banyak fungsi hormonal dalam tubuh sehingga berpotensi menghentikan ovulasi.

Wanita yang memiliki gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia, sering mengalami berhenti menstruasi akibat terjadinya perubahan hormonal.

- Olahraga berlebihan

Wanita yang berpartisipasi dalam olahraga yang membutuhkan aktivitas fisik keras, seperti balet, lari jarak jauh, atau senam, mungkin mengalami gangguan siklus menstruasi.

5. Ketidakseimbangan hormon

Banyak masalah kesehatan menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang memicu amenore, termasuk:

- Sindrom ovarium polikistik ( polycystic ovary syndrome)

Sindrom ini menyebabkan tingkat hormon yang tetap tinggi, dibandingkan dengan tingkat berfluktuasi yang terlihat dalam siklus menstruasi normal.

- Kerusakan tiroid

Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) atau kurang aktif (hipotiroidisme) dapat menyebabkan ketidakteraturan menstruasi, termasuk amenore.

- Tumor pituitary

Tumor jinak pada kelenjar pituitary dapat mengganggu keseimbangan hormon menstruasi.

- Menopause dini

Menopause biasanya terjadi antara usia 45 hingga 55 tahun. Pada beberapa wanita, produksi sel telur mulai berkurang sebelum usia 40 tahun sehingga memicu berhentinya menstruasi.

6. Masalah struktural

Masalah dengan organ seksual itu juga bisa menyebabkan amenore, diantaranya:

- Jaringan parut di uterus

Sindrom Asherman, suatu kondisi di mana jaringan parut menumpuk di lapisan rahim bisa memicu amenore.

- Organ reproduksi yang tidak lengkap

Seorang wanita mungkin mengalami masalah yang muncul selama perkembangan janin yang menyebabkannya lahir tanpa beberapa bagian utama sistem reproduksi, seperti rahim atau leher rahim.

Karena terdapat ketidaklengkapan sistem reproduksi, orang tersebut tidak akan memiliki siklus menstruasi.

Faktor Resiko

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko amenore termasuk:

1. Riwayat keluarga

Wanita yang memiliki anggota keluarga yang mengalami amenore memiliki resiko lebih tinggi mengalami masalah yang sama.

2. Gangguan makan

Seseorang yang mengalami gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia, berada pada resiko lebih tinggi mengalami amenore.

3. Latihan fisik keras

Latihan fisik yang keras seperti pada atlet dapat meningkatkan resiko amenore.

No comments:

Post a Comment